Koleksi Pustaka
Politeknik Negeri Jakarta merupakan salah satu perguruan tinggi yang ada di kota Depok Jawa Barat memiliki beberapa jurusan salah satunya jurusan Teknik Informatika dan Komputer. Dalam kurikulum Prodi Teknik Informatika yang berada dibawah jurusan Teknik Informatika dan Komputer, terdapat program wajib bagi mahasiswa untuk mengikuti kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) atau magang di suatu perusahaan. Magang kerja dilakukan guna memberikan gambaran tentang dunia kerja yang sebenarnya. Kegiatan magang kerja ini dilakukan di PT. Bank Negara Indonesia yang bergerak dalam bidang perbankan berdiri sejak tanggal 5 Juli 1946. Divisi yang berperan dalam proses pengembangan teknologi ini dibawah pimpinan Direktur IT dan Operasi yaitu Divisi Pengembangan Digital. Divisi Pengembangan Digital terdiri 4 team yaitu Retail and Payment Service, API Management, Core and Service Legacy dan Whole Sale Services. Seiring berkembangnya BNI, maka berkembang pula system yang ada didalamnya, oleh karena itu terjadi perkembangan skalabilitas dan produktifitas yang tinggi. Akibat pesatnya perkembangan digital, di BNI terdapat divisi – divisi yang bergerak dibidang IT guna mengembangkan dan memberikan layanan prima dan solusi digital kepada seluruh Nasabah serta memperkuat layanan baik nasional maupun internasional. Saat ini, BNI membutuhkan microservices untuk menangani skalabilitas dan produktifitas yang tinggi seperti yang dijabarkan diatas, oleh karena itu BNI akhirnya memutuskan untuk melakukan migrasi dari system arsitektur monolithic menjadi sistem arsitektur microservices. Microservice sendiri adalah pengembangan lanjutan dari Service-oriented Architecture karena microservice merupakan sistem yang terdiri dari komponen servis-servis blok, kecil ,terpisah dan fokus pada tugas-tugasnya atau bekerja secara metode modular, autonomous untuk tujuan masing-masing namun terkoneksi satu sama lain secara protokol(Seviro et al., 2020). Dengan arsitektur ini maka tercapai satu tujuan utama tertentu dalam pengembangan software. Microservices diharapkan menjadi jawaban atas kendala BNI atas scalabilitas dan produktifitas dimana developer akan lebih mudah untuk melakukan pemeliharaan seperti bug, update, menambah fitur, menghapus fitur tanpa mempengaruhi service lainnya dan memperkecil kemungkinan downtime saat di naikan ke fase production.