Koleksi Pustaka
Museum Layang-Layang Indonesia, terletak di Pondok Labu, Jakarta Selatan, memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata edukasi berkat koleksi layang-layang tradisional dari Indonesia dan mancanegara. Namun, media informasi yang digunakan saat ini kurang menarik, terutama bagi generasi muda. Penelitian ini bertujuan mengembangkan video animasi 3D sebagai media informasi interaktif di museum tersebut. Jumlah pengunjung bervariasi setiap tahun; pada 2019 terdapat 20.122 pengunjung, tetapi turun drastis 76,1% menjadi 4.813 pada 2020, dan menurun 36,6% menjadi 3.050 pada 2021. Pada 2022, jumlah pengunjung meningkat 245,2% menjadi 10.532, dan bertambah 18,6% menjadi 12.495 pada 2023. Namun, hingga 2024, jumlahnya turun 93,6% menjadi 798. Penelitian ini mengikuti Metode Pengembangan Multimedia (MDLC) yang mencakup konsep, desain, pengumpulan materi, produksi, pengujian, dan distribusi. Animasi 3D dibuat menggunakan Blender, sedangkan voice-over dan penggabungan video menggunakan perangkat lunak rekam suara dan pengeditan video. Hasil penelitian menunjukkan bahwa video animasi 3D efektif meningkatkan interaksi dan pemahaman pengunjung tentang museum, khususnya teknik pembuatan layang-layang, sehingga berpotensi menarik minat lebih banyak pengunjung. Dengan demikian, media ini dapat menjadi alat efektif untuk pendidikan budaya dan pelestarian di museum.